Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengapa harus melindungi pengusaha travel agent lokal?


Sejak Pulau Komodo diumumkan menjadi The New Seven Wonders tanggal 11-11-2011, NTT semakin menyadari akan potensi wisata-nya yang sangat besar. Berbagai event dibuat bahkan sampai yang berkelas dunia seperti Sail Komodo. Pelaku-pelaku usaha pariwisata didorong untuk mendapatkan berkah dari momen besar ini. 

Ketua DPD Asita NTT pada masa itu, Pak Dewa -demikian beliau akrab dipanggil, selalu memotivasi agar para pengusaha Tour & Travel bisa segera menjual paket tour, tidak hanya menjual tiket saja. Sempat juga diagendakan untuk membuat diklat penyusunan paket tour. Namun sampai habis periode beliau menjabat, rencana itu belum bisa dilaksanakan.

Membuat Produk Jasa Paket Tour
Paket Tour memang bisnis yang sangat menjanjikan. Disamping dari komisi tiket pesawat itu sendiri, komisi transportasi darat, hotel, restoran juga komisi dari toko souvenir. Hal itu bisa diraih jika semua komponen bisa dijalin kerja sama. Posisi tour guide juga akan menjadi posisi kunci yang sangat dibutuhkan.Namun untuk membuat produk jasa ini, dibutuhkan jaringan yang kuat dan modal (dana) yang cukup. Inilah yang membuat penyedia produk paket tour ini di NTT sampai dengan saat ini masih bisa dihitung dengan jari.

Dibagian lain, Pulau Komodo yang semakin menjadi perhatian dunia tidak dilewatkan begitu saja oleh para pelaku usaha pariwisata terutama dari Bali dan NTB. Kejenuhan wisata Bali dan NTB menjadi sedikit terobati dengan adanya "bonus" ini. Pulau Komodo menjadi pemanis bagi paket-paket wisata mereka. Bahkan kapal-kapal pesiar dari Bali pun tanpa basa-basi langsung ke Pulau Komodo, tanpa melewati Labuan Bajo. Peristiwa tenggelamnya kapal pesiar yang menabrak karang di selat Sape membuat pemerintah kembali menertibkan masalah ini.

Kondisi Para Pengusaha Travel Agent Lokal
Sementara para pengusaha lokal yang bermimpi untuk bisa menjual produk jasa paket tour kini semakin terjepit dengan berbagai persoalan. Usaha penjualan tiket yang dulu bisa diharapkan untuk bisa menopang hidup sehari-hari kini justru diterpa tantangan yang sangat berat. Penjualan tiket online yang marak oleh para "pengusaha kelas kakap" sangat menyulitkan peluang usaha ini. Apalagi dengan promosi besar-besaran di media elektronik dan didukung meningkatnya penggunaan gadget membuat usaha penjualan tiket semakin kesulitan. Siapapun bisa booking sendiri dan membayar langsung via transfer bank. Bahkan pembayaran bisa dilakukan secara cash di loket-loket yang menjadi jaringan para pemain kakap tersebut.

Upaya dari DPD Asita NTT dibawah kepemimpinan Pak Abed Frans saat ini sudah cukup banyak dilakuakn. Disamping sudah merealisasikan Diklat Penyusunan Paket Tour, sekaligus menjalin kerjasama antara Asita dengan beberapa maskapai dan sebuah BPR. Event tersebut sangat memotivasi para anggota Asita untuk terus maju. Namun begitu mereka kembali ke persoalan sumber pendapatan sehari-hari, yaitu penjualan tiket pesawat, masalah yang cukup serius telah menghadang. Dalam sebuah rapat anggota DPD Asita, tanggal 22 Agustus 2015 di Hotel Cendana, permasalahan ini kembali diangkat.

Permasalahan usaha penjualan tiket masih ditambah lagi dengan ulah maskapai yang (seperti) sengaja mematikan para pengusaha travel agent kelas gurem. Beberapa ulah maskapai, yaitu: (1) Maskapai memberikan harga lebih rendah pada para pemain kakap, bahkan ketika seat di system web maskapai (akun travel agent) sdh kosong tapi bisa muncul di system web pemain kakap. (2) Maskapai sendiri membuka harga rendah di web online mereka yang di-publish untuk umum. Bahkan seringkali promo besar-besaran tapi bukan lewat travel agent. (3) Maskapai tertentu bahkan terlibat skandal kerjasama dengan lembaga pemerintah yang notabene seharusnya melindungi para pengusaha travel agent lokal ini.

Mengapa pengusaha travel lokal harus dilindungi pemerintah?
Setidaknya ada 3 alasan, yaitu: (1) Mereka adalah pengusaha kecil yang tertib membayar pajak. (2). Mereka membantu menurunkan angka pengangguran dengan merekrut naker NTT. (3) Mereka bisa membesarkan pariwisata NTT.

Pemerintah juga seharusnya meregulasi agar maskapai tidak semena-mena terhadap travel agent. Setidaknya dulu travel agent juga ikut membesarkan maskapai. Saat inipun belum semua pengguna jasa transportasi bisa memanfaatkan IT dengan baik. Artinya peran travel agent msh dibutuhkan untuk memberikan informasi dan edukasi bagi masyarakat, terutama yang belum familiar dengan mekanisme ticketing yang baru.

Langkah-langkah pemerintah.
Apabila pemerintah masih berharap masyarakatnya turut berperan dalam gegap gempita pembangunan pariwisata NTT, maka sebaiknya melakukan langkah-langkah, sebagai berikut: (1) Memediasi Maskapai dan Asita utk memperbaiki hubungan kerja sama. (2) Melarang praktik-praktik penjualan tiket online "jaringan para pemain kakap", terutama didalam kantor pemerintah sendiri. (3) Memfasilitasi dan memediasi para pelaku usaha pariwisata, baik lokal, nasional maupun asing, untuk menjalin kerjasama. (4) Memperbaiki infrastruktur untuk menunjang peningkatan industri pariwisata. (5) Membina sanggar-sanggar seni budaya. (6) Mengkampanyekan "masyarakat sadar wisata" dan menindak oknum masyarakat yang menciderai kepercayaan wisatawan.

Mata dunia saat ini tertuju pada NTT yang memiliki potensi wisata yang eksotik. Destinasi yang tidak mudah ditemui dimana pun di dunia ini. Pulau Komodo hanyalah sebuah pemicu. Masih banyak destinasi yang unik, baik wisata alam, wisata bahari, wisata budaya, wisata sejarah, dan wisata religi. Tidak hanya sebagai tempat pesiar namun juga bisa menjadi tempat eksplorasi keilmuan.
Jangan sampai potensi ini dibabat habis oleh para pelaku usaha pariwisata dari luar NTT. Sementara pengusaha lokal lebih memilih menjadi biro-biro tenaga kerja yang mengirimkan pemuda-pemuda NTT kerja ke luar negeri sebagai buruh kasar. Sangat ironis bukan.
Sekian.

Powered by Telkomsel BlackBerry®












1 komentar untuk "Mengapa harus melindungi pengusaha travel agent lokal?"

  1. ini kisah nyata saya . . . .

    perkenalkan nama saya zalinah aruf, saya berasal dari kota Bandung saya bekerja sebagai seorang karyawan di salah satu perusaan Yogyakarta.dimana saya sudah hampir kurang lebih tiga tahun lamanya saya bekerja di perusaan itu.

    Keinginan saya dan impian saya yang paling tinggi adalah ingin mempunyai usaha atau toko sendiri,namun jika hanya mengandalkan gaji yah mungkin butuh waktu yang sangat lama dimana belum biaya kontrakan dan utan yang menumpuk justru akan semakin sulit dan semakin lama impian itu tidak akan terwujud

    saya coba" buka internet dan saya lihat postingan orang yg sukses di bantu oleh seorang kyai dari sana saya coba menghubungi beliau, awalnya saya sms terus saya di suruh telpon balik disitulah awal kesuksesan saya.jika anda ingin mendapat jalan yang mudah untuk SOLUSI MUDAH, CEPAT LUNASI UTANG ANDA, DAN MASALAH EKONOMI YG LAIN, TANPA PERLU RITUAL, PUASA DLL. lewat sebuah bantuan penarikan dana ghoib oleh seorang kyai pimpinan pondok pesantren shohibul Qur’an. dan akhirnya saya pun mencoba menghubungi beliyau dengan maksut yang sama untuk impian saya dan membayar hutang hutang saya.puji syukur kepada tuhan yang maha esa melalui bantuan beliau.kini sy buka usaha distro di bandung.
    Sekali lagi Saya mau mengucapkan banyak terimah kasih kepada K.h. Muh. Safrijal atas bantuannya untuk mencapai impian saya sekarang ini. Untuk penjelsan lebis jelasnya silahkan >>>>>>>>KLIK SOLUSI TEPAT DISINI<<<<<<<<<
    Anda tak perlu ragu atau tertipu dan dikejar hutang lagi, Kini saya berbagi pengalaman sudah saya rasakan dan buktikan. Semoga bermanfaat. Amin..

    BalasHapus