7 TAHAP PERNIKAHAN, DARI BULAN MADU HINGGA MASA KRISIS
Pernikahan bisa diibaratkan sebagai perjalanan di mana Anda dan Si Dia akan melewati satu tempat menuju tempat lainnya hingga sampai di tujuan. Selain menyenangkan, perjalanan bisa saja mengalami hambatan. Hal ini diungkapkan oleh Wulan Ayu Ramadhani, M. Psi dari Klinik Hati, Jakarta Selatan.
"Pernikahan memiliki beberapa tahapan. Ada yang mengategorikannya berdasarkan usia pernikahan, siklus kehidupan keluarga, kematangan emosional dalam pernikahan, dan lain-lain. Nah, pembahasan pernikahan dan keluarga terbilang kompleks. Maka kita perlu melihat tahapan lain pada kategori yang berbeda untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif mengenai dinamika yang terjadi di dalam perkawinan dan keluarga."
"Pernikahan memiliki beberapa tahapan. Ada yang mengategorikannya berdasarkan usia pernikahan, siklus kehidupan keluarga, kematangan emosional dalam pernikahan, dan lain-lain. Nah, pembahasan pernikahan dan keluarga terbilang kompleks. Maka kita perlu melihat tahapan lain pada kategori yang berbeda untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif mengenai dinamika yang terjadi di dalam perkawinan dan keluarga."
Apa saja tujuh tahap tersebut?
1. PASSION STAGE
Nama lainnya adalah Tahapan Gairah dan umumnya terjadi di awal pernikahan yaitu 0 - 2 tahun. Pada tahapan ini, pasangan sedang mengalami masa bulan madu. "Segala sesuatu yang terjadi dalam hubungan ini lebih banyak terfokus pada hubungan dengan pasangan, baik itu excitement, seks, maupun keintiman yang dirasakan layaknya pasangan yang baru menikah."
Pada tahapan ini pula, kebanyakan pasangan mencari cara memperkuat "kita" daripada "saya" atau "kamu". "Oleh karena itu, keintiman juga terbangun pada tahap ini."
1. PASSION STAGE
Nama lainnya adalah Tahapan Gairah dan umumnya terjadi di awal pernikahan yaitu 0 - 2 tahun. Pada tahapan ini, pasangan sedang mengalami masa bulan madu. "Segala sesuatu yang terjadi dalam hubungan ini lebih banyak terfokus pada hubungan dengan pasangan, baik itu excitement, seks, maupun keintiman yang dirasakan layaknya pasangan yang baru menikah."
Pada tahapan ini pula, kebanyakan pasangan mencari cara memperkuat "kita" daripada "saya" atau "kamu". "Oleh karena itu, keintiman juga terbangun pada tahap ini."
2. REALIZATION STAGE
Tahapan kedua pada 7 tahapan pernikahan adalah tahap realistis, yang terjadi ketika pasangan mulai saling mengenali kekuatan dan kelebihan pasangan. Hal yang patut diwaspadai adalah, "Mengenali dan menerima adalah dua hal yang berbeda," tegas Wulan. Tak heran bila kekecewaan pada pasangan yang diikuti konflik mulai muncul.
Alhasil, kemampuan berkomunikasi dan menangani konflik dibutuhkan pada tahapan ini. "Pasalnya, memilih menghindari konflik hanya akan menunda pembahasan, membuat masalah menumpuk, dan masalah semakin kompleks."
Oleh karena itu, Anda harus terbiasa mengungkapkan perasaan, pikiran, dan harapan terhadap pasangan, serta kemampuan untuk mendengarkan. "Hal ini akan membangun rasa percaya dalam pasangan. Meskipun masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan, tetapi satu sama lain berusaha saling menerima, mengerti, dan menyesuaikan."
Tahapan kedua pada 7 tahapan pernikahan adalah tahap realistis, yang terjadi ketika pasangan mulai saling mengenali kekuatan dan kelebihan pasangan. Hal yang patut diwaspadai adalah, "Mengenali dan menerima adalah dua hal yang berbeda," tegas Wulan. Tak heran bila kekecewaan pada pasangan yang diikuti konflik mulai muncul.
Alhasil, kemampuan berkomunikasi dan menangani konflik dibutuhkan pada tahapan ini. "Pasalnya, memilih menghindari konflik hanya akan menunda pembahasan, membuat masalah menumpuk, dan masalah semakin kompleks."
Oleh karena itu, Anda harus terbiasa mengungkapkan perasaan, pikiran, dan harapan terhadap pasangan, serta kemampuan untuk mendengarkan. "Hal ini akan membangun rasa percaya dalam pasangan. Meskipun masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan, tetapi satu sama lain berusaha saling menerima, mengerti, dan menyesuaikan."
3. REBELION STAGE
Pasangan yang menjalani tahap ketiga, yaitu Tahapan Pemberontakan, biasanya mulai ingin melakukan hal yang disenangi. Misalnya, suami ingin bersepeda di akhir pekan bersama teman-temannya. Padahal, istri berharap ditemani suami untuk berbelanja.
"Dulu perhatian, sekarang mulai lebih cuek. Kekecewaan demi kekecewaan ini bisa menimbulkan konflik di mana masing-masing merasa paling benar dan menyalahkan pasangan lainnya," papar psikolog yang juga berpraktik di Rumah Perlindungan dan Trauma Center (RPTC) Kemensos RI ini.
Pada tahapan ini, kemampuan pasangan untuk menyelesaikan konflik menjadi penentu kepuasan dalam perkawinan. Jadi, pelajarilah bagaimana bernegosiasi dan menepati perjanjian yang sudah dibuat dengan pasangan. "Selain itu, kenalilah perbedaan dengan pasangan dan bicarakan."
"Dulu perhatian, sekarang mulai lebih cuek. Kekecewaan demi kekecewaan ini bisa menimbulkan konflik di mana masing-masing merasa paling benar dan menyalahkan pasangan lainnya," papar psikolog yang juga berpraktik di Rumah Perlindungan dan Trauma Center (RPTC) Kemensos RI ini.
Pada tahapan ini, kemampuan pasangan untuk menyelesaikan konflik menjadi penentu kepuasan dalam perkawinan. Jadi, pelajarilah bagaimana bernegosiasi dan menepati perjanjian yang sudah dibuat dengan pasangan. "Selain itu, kenalilah perbedaan dengan pasangan dan bicarakan."
4. COOPERATION STAGE
Dalam Cooperation Stage atau Tahapan Kerja Sama, pasangan terlihat lebih terpreokupasi dengan anak-anak, keuangan, rumah, dan pekerjaan. Misalnya, bekerja sama membayar tagihan atau pengeluaran bulanan, investasi, biaya sekolah, dan lain-lain sehingga melupakan atau mengabaikan hubungan mereka sebagai suami istri.
"Hal ini membuat pasangan suami istri terlihat seperti pasangan bisnis ketimbang pasangan suami istri," ucap Wulan. Apa yang harus dilakukan?
"Membuat pasangan menyadari bahwa menjaga pernikahan, meredakan ketegangan, dan menjaga gairah terhadap pasangan merupakan suatu prioritas," tegas Wulan yang aktif di situs pranikah.org.
Tahapan Kerja Sama ini bisa berlangsung selama 10 - 20 tahun bila pasangan memiliki anak. "Hal ini perlahan-lahan akan menghilang, misalnya yang berkaitan dengan anak. Selain itu, keuangan dan karier sudah lebih stabil."
"Hal ini membuat pasangan suami istri terlihat seperti pasangan bisnis ketimbang pasangan suami istri," ucap Wulan. Apa yang harus dilakukan?
"Membuat pasangan menyadari bahwa menjaga pernikahan, meredakan ketegangan, dan menjaga gairah terhadap pasangan merupakan suatu prioritas," tegas Wulan yang aktif di situs pranikah.org.
Tahapan Kerja Sama ini bisa berlangsung selama 10 - 20 tahun bila pasangan memiliki anak. "Hal ini perlahan-lahan akan menghilang, misalnya yang berkaitan dengan anak. Selain itu, keuangan dan karier sudah lebih stabil."
5. REUNION STAGE
Pada Tahapan Reuni, pasangan mulai mengalami masa emptiness, di mana anak-anak sudah lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Suami istri pun kembali memiliki me time, hingga waktu bersama pasangan untuk saling mengapresiasi sebagai kekasih dan sahabat.
"Di tahapan ini, membangun kembali gairah dan mengelola kembali harapan seiring perubahan dalam siklus keluarga juga penting. Nah, salah satu caranya adalah mengenang masa-masa menyenangkan bersama pasangan Anda."
"Di tahapan ini, membangun kembali gairah dan mengelola kembali harapan seiring perubahan dalam siklus keluarga juga penting. Nah, salah satu caranya adalah mengenang masa-masa menyenangkan bersama pasangan Anda."
6. EXPLOSION STAGE
Tahapan Ledakan ini bisa terjadi kapan saja. Pencetusnya, perubahan besar dalam karier, kesehatan, finansial ataupun krisis sebagai orangtua maupun di dalam keluarga. "Dalam menghadapi krisis, pernikahan bisa menjadi sumber dukungan atau malah menjadi masalah tambahan." Anda dan Si Dia bisa mengatasinya dengan menghadapi tantangan dan perubahan. "Anda berdua juga harus tetap menjaga kesehatan mental dan fisik."
7. COMPLETION STAGE
Pasangan mulai merasa berada di dalam Tahapan Penyempurnaan ketika mereka sudah memiliki stabilitas dan menikmati kebersamaan bersama pasangan, serta hidup yang telah mereka jalani.
Posting Komentar untuk "7 TAHAP PERNIKAHAN, DARI BULAN MADU HINGGA MASA KRISIS"