Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lebaranmu hari apa?

Mgkn ini akan jadi trending topik selama berlebaran tahun ini. Di era 90-an, fenomena perbedaan 1 Syawal mulai ramai dibicarakan. Harapan semua umat muslim setiap jelang lebaran adalah, semoga lebaran kali ini bisa bersamaan. Namun pada tahun ini, fakta berkata lain. Perbedaan hari lebaran kembali terjadi.
Perbedaan lebaran, sejatinya sudah terjadi sejak lama. Namun hanya beberapa dekade terakhir ini saja yang ramai dibicarakan. Isunya macam-macam. Ada yang bilang, perpecahan di tubuh umat Islam. Ada yang bilang, intervensi pemerintah. Dan masih banyak lagi. Mungkin jaman dulu informasi belum selancar saat ini, lebaran berbeda tidak menjadi hal yang berarti.

Tahun 89, penulis pernah ditanya seorang teman, "lebaranmu hari apa?" Pertanyaan yang aneh, karena waktu itu belum pernah menemukan lebaran yang berbeda. Maka jawab penulis waktu itu, "Hari lebaran ya ikut kalender pemerintah lah". Meskipun sidang isbat  digelar sejak tahun 1950 (sumber lain mengatakan 1962),  rasanya tidak pernah ada perselisihan pendapat. Atau karena di era orde baru memang harus satu kata, yaitu apa kata pemerintah? 

Beberapa tahun kemudian, terjadi heboh perbedaan lebaran, penulis jadi ingat pertanyaan teman tadi. Lebaranmu hari apa? Suatu ketika penulis main ke rumah teman tadi, di sebuah kampung yang sangat terpencil. Ternyata adalah sebuah pondok pesantren yang besar. Tentunya untuk ukuran sebuah kampung yang sangat terpencil tadi. Bagi warga kampung di situ, penentuan lebaran adalah apa kata pondok pesantren. 
Perlu diketahui, ilmu Falak bagi pesantren adalah bagian tak terpisahkan. Ilmu Falak mempelajari peredaran bulmi matahari dan bulan. Jadi untuk menentukan lebaran ( 1 syawal) tidak menunggu sidang isbat. Dengan sebuah alat yang disebut rubuk, berbentuk 1/4 lingkaran mereka sudah menentukan lebaran nya sendiri. Mungkin juga dibantu dengan teropong. Begitu diumumkan, maka seluruh warga kampung akan takbiran. Hanya begitu saja.

Dalam dunia yang (katanya) beradab, pemerintah perlu memfasilitasi dalam  penentuan 1 Syawal. Ini juga kaitan dengan kalender pemerintahan dan juga untuk mengelola seluruh aktivitas pelayanan warga terkait dengan lebaran. Maka lebaran didorong untuk seragam. Seperti pemilu yang nanti 2024 akan digelar. Boleh juga upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan terbaik, tapi penentuan lebaran menjadi keyakinan umat Islam. Biarlah mereka menentukan apa yang mereka yakini. Soal mana yang benar, itu urusan Allah yang maha benar.

Wallahu a'lam bis showab.

Posting Komentar untuk "Lebaranmu hari apa?"